Olahraga

Skandal FIFA: Jeda 24 Menit Guncang Final Piala Dunia Antarklub 2025

playmaker

Skandal FIFA: Jeda 24 Menit Guncang Final Piala Dunia Antarklub 2025

Final Piala Dunia Antarklub 2025 yang digelar di Stadion MetLife, New Jersey, menorehkan kontroversi baru bagi FIFA. Bukan hanya soal pemilihan lokasi atau format turnamen, tetapi juga pelanggaran terhadap aturan dasar permainan sepak bola itu sendiri.

Chelsea berhasil meraih kemenangan telak 3-0 atas PSG, berkat dua gol Cole Palmer dan satu gol Joao Pedro. Namun, kemenangan tersebut tercoreng oleh kontroversi yang mengejutkan banyak pihak.

Jeda Babak Pertama Berlangsung 24 Menit

Jeda antara babak pertama dan kedua pertandingan final Piala Dunia Antarklub 2025 berlangsung selama 24 menit. Ini jauh melampaui batas waktu maksimal 15 menit yang tertera dalam Laws of the Game.

Penyebabnya adalah pertunjukan musik skala besar yang digelar FIFA selama jeda pertandingan. Pertunjukan ini menyerupai halftime show Super Bowl dan dibintangi oleh penyanyi ternama Robbie Williams.

Pertunjukan tersebut dinilai lebih cocok untuk konser musik ketimbang laga final perebutan gelar juara dunia antarklub. Hal ini menimbulkan kritik tajam dari berbagai pihak.

Kritik Pedas Menggema di Media Sosial

Martyn Ziegler, kepala reporter olahraga The Times, mengungkapkan kritiknya di platform X (sebelumnya Twitter). Ia mempertanyakan komitmen FIFA terhadap Laws of the Game.

Ziegler menyoroti ketidaksesuaian antara pernyataan FIFA yang menjunjung tinggi aturan permainan dengan tindakan mereka yang mengabaikan batas waktu jeda demi pertunjukan yang lebih mementingkan sponsor dan audiens.

Sentimen serupa diungkapkan banyak pengamat dan penggemar sepak bola. Mereka menilai FIFA telah memprioritaskan hiburan dan kepentingan komersial di atas integritas permainan itu sendiri.

Banyak yang berpendapat bahwa pertunjukan musik yang berlebihan tersebut telah menganggu alur pertandingan dan mengurangi fokus pemain.

Kehadiran Donald Trump Tambah Kontroversi

Kontroversi semakin bertambah dengan kehadiran Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam seremoni penyerahan trofi.

Trump, yang dikenal dekat dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, ikut naik ke podium dan menyerahkan trofi kepada kapten Chelsea, Reece James.

Yang lebih mengejutkan, Trump tidak segera meninggalkan podium setelah penyerahan trofi. Ia malah ikut merayakan kemenangan Chelsea bersama para pemain.

Kehadiran dan tindakan Trump ini memicu pertanyaan tentang campur tangan politik dalam olahraga dan kesesuaiannya dengan protokol resmi sebuah acara olahraga internasional bergengsi.

Secara keseluruhan, final Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi contoh nyata bagaimana kepentingan komersial dan hiburan dapat menggeser fokus utama dari sebuah pertandingan olahraga. Pelanggaran terhadap aturan dasar permainan, ditambah dengan kehadiran figur politik yang tak lazim dalam seremoni penghargaan, mencoreng reputasi FIFA dan menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan penyelenggaraan turnamen tersebut.

Kejadian ini tentu saja memicu perdebatan sengit mengenai keseimbangan antara aspek komersial, hiburan, dan sportivitas dalam dunia sepak bola profesional. Apakah FIFA akan mengambil tindakan perbaikan atau mengabaikan kritik tersebut masih menjadi pertanyaan yang menunggu jawaban.

Tags

Bagikan:

Artikel Terkait

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses