Program KAI 2021: Adaptif, Solutif, dan Kolaboratif untuk Indonesia

Lely

Program KAI 2021: Adaptif, Solutif, dan Kolaboratif untuk Indonesia

Di tahun 2021 ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus berupaya meningkatkan daya tahan perusahaan di masa pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 yang masih mewabah hingga saat ini. Berbagai langkah akan KAI lakukan meliputi transformasi digital, organisasi, dan proses bisnis.

“Di masa pandemi kita bekerja extraordinary, tidak seperti biasa. Kami optimis dapat bangkit dan terus bertumbuh di tahun ini dengan berbagai langkah yang Adaptif, Solutif, dan Kolaboratif untuk Indonesia,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.

Langkah Adaptif diwujudkan dengan terus berinovasi, cepat menyesuaikan diri, melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi, serta efisiensi. Di tahun 2021, KAI akan menambah fitur-fitur KAI Access serta menggunakan big data untuk mengetahui minat dan kebiasaan pelanggan, sehingga KAI dapat melayani dan menghadirkan layanan sesuai keinginan pelanggan.

KAI akan mengembangkan aplikasi untuk operasional kereta api sehingga mampu mengefisienkan petugas dengan tetap memastikan operasional kereta api dengan lancar. Penggunaan aplikasi pun diterapkan untuk memudahkan perawatan dan pemantauan sarana dan prasarana.

“Kami berencana mengembangkan digitalisasi perawatan sarana berbasis Artificial Intelligence,” kata Didiek.

KAI juga berinovasi untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan dengan terus mengujicobakan penggunaan B100 pada genset kereta. B100 merupakan 100% Biodiesel dengan bahan dasar sawit, sehingga akan lebih ramah lingkungan.

Di samping itu, tahun 2021 merupakan tahun vaksinasi pandemi Covid-19. KAI tetap adaptif dan siap mendukung program tersebut dengan mendaftarkan seluruh pegawai untuk melakukan vaksinasi. Adapun dalam melayani pelanggan, KAI mewajibkan rapid test antigen bagi Awak Sarana Perkeretaapian dan petugas kesehatan serta rapid test antibodi untuk petugas frontline.

“Kami menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan memastikan petugas yang melayani pelanggan semuanya dalam keadaan sehat,” tegas Didiek.

Berita Terkait :  Bersama KBUMN Gandeng BPKP, Pertamina Perkuat Akuntabilitas

Langkah kedua dalam menghadapi 2021 yaitu Solutif. Hal ini telah tertuang dalam visi KAI yaitu Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia.

“Prinsip Solutif KAI adalah memberikan jalan keluar atau penyelesaian/pemecahan masalah demi pelayanan terbaik kepada pelanggan,” ujar Didiek.

Langkah solutif KAI di tahun 2021 yang akan diterapkan salah satunya di bidang keamanan dan keselamatan. Di tahun ini KAI mulai menerapkan Sistem Manajemen Pengamanan sesuai dengan Peraturan Kapolri nomor 24 tahun 2007 dan Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019. 

Dalam rangka meningkatkan keselamatan perjalanan Kereta api, KAI akan mengembangkan alat berbasis sensor inersial untuk mendeteksi kerusakan rel secara real time. Akan dilakukan pemasangan sensor pada kereta untuk mendeteksi getaran dari kondisi jalur yang dilalui sehingga potensi-potensi kerusakan jalur KA dapat diketahui lebih awal.

Selain itu, KAI akan mengimplementasikan Fatigue Risk Management System. Sistem ini ditujukan untuk mengukur, mengurangi, dan mengelola risiko kelelahan yang dirasakan oleh petugas. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat meningkatkan keselamatan petugas dan perjalanan kereta api. 

Program Solutif juga akan KAI terapkan di bidang pengembangan SDM. Tahun ini KAI membangun Integrated Talent Management System (ITMS) untuk memetakan dan mengelola calon pemimpin KAI di masa depan yang berkarakter, berkompeten, dan berdaya saing di lingkungan BUMN. Untuk menghadapi future trends dan business development, KAI mengembangkan new capability bagi para pegawainya di bidang digital, property, project financing, asset management, dan logistic.

“Dalam hal pengembangan bisnis perusahaan, KAI akan mengembangkan kawasan-kawasan stasiun, menyusun kajian potensi angkutan penumpang di kawasan perkotaan, serta menyusun kajian potensi angkutan barang di kawasan pelabuhan dan industri,” kata Didiek.

Berita Terkait :  BPJS Kesehatan dan ISSA Gelar Simposium Internasional Virtual Kumpulkan Pimpinan Jaminan Sosial Dunia

Sementara langkah ketiga yang KAI lakukan agar dapat bangkit dan terus bertumbuh di tahun 2021 adalah Kolaboratif, yakni membangun kerja sama yang sinergis. Langkah Kolaboratif ini menunjukkan bahwa KAI terbuka untuk  melakukan kerja sama dengan berbagai pihak guna  menghasilkan nilai tambah.

Langkah Kolaboratif akan KAI lakukan di antaranya pada Angkutan Barang. KAI akan melakukan optimalisasi angkutan dan menjalin kerjasama-kerjasama baru dengan para pelaku usaha untuk meningkatkan volume Angkutan Barang.

Dari sisi pengusahaan aset, KAI akan menawarkan naming rights stasiun untuk memberikan kesempatan kepada mitra yang ingin mem-branding stasiun yang KAI kelola dengan brand atau produknya. Saat ini kerja sama seperti itu sudah diterapkan pada Stasiun BNI City di Jakarta. 

“Selain itu, KAI akan melakukan pemasaran space di stasiun, periklanan di KAI Access, dan pengikatan kerja sama fiber optik dan pipa gas di jalur KA,” kata Didiek.

Sedangkan langkah Kolaboratif untuk pengamanan aset berupa tanah dan bangunan, tetap KAI lakukan di tahun ini. Langkah itu berupa pendekatan secara persuasif kepada para penghuni agar mau melakukan kontrak sewa, penertiban bekerja sama dengan aparat penegak hukum seperti Kejaksaan untuk supervisi dan pendampingan, dan pensertifikatan bekerja sama dengan Kementerian ATR/BPM RI dan Jajaran Kantor BPN.

Diharapkan di tahun 2021 KAI dapat memberikan kontribusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor transportasi dan logistik dengan semangat Adaptif, Solutif, dan Kolaboratif untuk Indonesia.

“KAI harus survive di tengah pandemi. Agar perusahaan bisa sustainable, kami tetap melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan pendapatan dari berbagai lini bisnis yang KAI kelola. Bangkitnya KAI juga akan turut membantu pemulihan ekonomi nasional,” tutup Didiek.

Sumber: Humas PT KAI (Persero)

Bagikan: