Humaniora: MUI gandeng pesantren siapkan calon khatib muda

Lely

Humaniora: MUI gandeng pesantren siapkan calon khatib muda

Kita ingin para khatib menyampaikan sesuatu yang konstruktif, efektif, dan inspiratif. Tidak asal hanya berkhotbah,

Jakarta (PRESSRELEASE.CO.ID) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) dan pesantren mempersiapkan khatib muda ​​​lewat program pelatihan untuk penuhi kebutuhan khatib di masyarakat.

 

“Kita bekerja sama dengan Yayasan Al Washiyyah yang memiliki ide, BSI sebagai sumber pendanaan, dan Yayasan Tahfidz Sulaiamaniyah untuk perbaikan bacaan Quran,” kata Ketua MUI KH. Muhammad Cholil Nafis dalam acara peluncuran pelatihan calon khatib muda di Jakarta, Selasa.

 

Cholil mengatakan pelatihan tersebut penting untuk diadakan karena jumlah masjid banyak namun kualitas sumber daya manusia yang kurang memadai. 

Berita Terkait :  Humaniora: Begini cara budayawan dan seniman sambut HUT Kota Malang

 

Selain itu pihaknya menginginkan kualitas khatib yang lebih berbobot. Maka dari itu pihaknya mendorong orang yang memiliki potensi keilmuan untuk belajar berkhotbah.

 

“Kita ingin para khatib menyampaikan sesuatu yang konstruktif, efektif, dan inspiratif. Tidak asal hanya berkhotbah,” kata Cholil.

 

Menurutnya masih ada khatib yang kurang mumpuni namun karena memiliki relasi yang banyak akhirnya bisa berkhotbah dimana-mana.

 

Maka dari itu pihaknya memiliki misi untuk mengajarkan wawasan islamiah yang benar, komprehensif, serta cocok terhadap semua ajaran.

 

“Kita menginginkan wawasan islamiah yang benar dimana agama tidak dibentur dengan kebangsaan. Bernegara tidak harus meninggalkan agama,” kata Cholil menambahkan.

Berita Terkait :  Humaniora: Akademisi : Naiknya kasus positif tunjukkan COVID-19 tetap ada

 

Metode yang akan disampaikan dalam pelatihan ini adalah metode yang tidak membenturkan masalah masalah yang bukan amar kewajiban. MUI menginginkan lulusan program ini bisa diterima di semua tempat.

 

Sementara itu Pimpinan Yayasan Al Washiyyah KH. Mohamad Hidayat mengatakan program ini penting karena belum ada program yang spesifik menyiapkan calon khatib.

 

“Nyaris tidak ada lembaga yang mempersiapkan kader calon khotib. Kurang lebih ada 3.445 masjid di Jakarta. Bayangkan pada hari Jumat di jam yang sama perlu sejumlah itu khotib yang bertugas,” kata Hidayat.

 

Sumber: Antara.

Bagikan:

Tags