Humaniora: Mojokerto dilirik Kemenkes percontohan integrasi layanan kesehatan

Lely

Humaniora: Mojokerto dilirik Kemenkes percontohan integrasi layanan kesehatan

Ini bisa jadi daerah percontohan untuk mengintegrasikan layanan kesehatan mulai dari dokter mandiri, layanan primer, sekunder dan penunjang, karena Kota Mojokerto sudah memiliki data dasar yang cukup baik

Kota Mojokerto (PRESSRELEASE.CO.ID) – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melirik Kota Mojokerto, Jawa Timur untuk dijadikan daerah percontohan integrasi layanan kesehatan menyusul banyaknya program digitalisasi dan inovasi utamanya pada layanan kesehatan.

“Kemenkes kan punya program untuk memperbaiki layanan kesehatan dengan pemanfaatan digital, kita melihat bahwa Mojokerto banyak sekali program-program digitalisasi dan inovasi khususnya fokus di layanan kesehatan ya. Melihat hal tersebut sepertinya ini bisa jadi daerah percontohan untuk mengintegrasikan layanan kesehatan mulai dari dokter mandiri, layanan primer, sekunder dan penunjang, karena Kota Mojokerto sudah memiliki data dasar yang cukup baik,” kata Staf Ahli Kemenkes, Setiaji S.T., M.Si dalam kunjungannya ke Rumah Rakyat, Kota Mojokerto, Selasa.

 

Ia menyatakan kagum dengan pendekatan yang dilakukan Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari karena pendekatan yang dilakukan wali kota tersebut sangat tepat dengan memperbaiki data dasar kesehatan.

Berita Terkait :  Humaniora: Penduduk perkotaan di China lebih optimistis tentang ketenagakerjaan

 

“Pendekatan yang dilakukan oleh bu wali ini sangat tepat sekali, tahu siapa yang mau disasar, siapa yang mau diobati, yang mau diintervensi. Tidak hanya itu beliau juga fokus bagaimana anggaran ditingkatkan khususnya di kesehatan yang dua kali lipat dibanding standar minimal. Ini luar biasa beliau menaruh perhatian yang cukup besar di bidang kesehatan,” katanya.

 

Kunjungan tim monitoring integrasi SATUSEHAT Kemenkes tersebut diterima oleh Wali Kota Mojokerto Ning Ita — panggilan karib Ika Puspitasari — didampingi Plt Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkesppkb) Kota Mojokerto, dr. Farida Mariana, M.Kes, dan Direktur RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo, dr. Sulaiman Rosyid, M.M.Kes di Ruang Sabha Pambojana Rumah Rakyat.

 

“Saya memang konsisten sejak awal terkait satu data, sejak tahun 2019, saya menginisiasi GAYATRI (GerbAng laYanan informAsi terpadu dan terintegRasi) ini, ayok kita harus punya satu data Kota Mojokerto kita awali dari bidang kesehatan,” kata Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari.

Berita Terkait :  Humaniora: Kemenkes: Tugas utama PPIH pastikan jamaah haji sehat

 

Perempuan yang akrab disapa Ning Ita ini mengatakan urusan kesehatan di Kota Mojokerto memiliki porsi anggaran terbesar jika dibandingkan urusan lainnya. Dimana di atas mandatory spending, hingga di atas 20 persen.

 

“Karena porsi anggarannya besar tapi tidak sepadan dengan outcome nya, nanti jadi mubadzir. Makanya saya kawal sendiri Dinas Kesehatan sampai akhirnya GAYATRI waktu itu menang TOP 45, karena saya ingin ini jadi embrionya SATUDATA Kota Mojokerto,” katanya.

 

Webelum bertemu wali kota , tim monitoring integrasi SATUSEHAT Kemenkes telah terlebih dahulu mengunjungi empat puskesmas dan satu Rumah Sakit Umum Daerah yang ada di Kota Mojokerto.

Baca juga: Pemkot Mojokerto mengembangkan potensi wisata bahari Majapahit

Baca juga: Pemerintah Kota Mojokerto berkomitmen untuk mencegah korupsi

Sumber: Antara.

Bagikan:

Tags