Jadi program jamsostek harus menjadi prioritas agar di saat mengalami kecelakaan dan bencana lainnya tidak menjadi kerugian di masa depan
Jakarta (PRESSRELEASE.CO.ID) –
Gus Syaifuddin layak sebagai tokoh NU yang peduli dengan jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) pekerja rentan, khususnya di sektor informal, seperti guru ngaji, marbot masjid, dan pengurus lembaga dakwah.
Kantor BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Jakarta Salemba kembali menggelar sosialisasi manfaat dan penyerahan secara simbolis kartu kepesertaan kepada para ustadzah di lingkungan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dengan menggandeng Ketua PCNU Jakarta Pusat Gus Syaifuddin.
Silaturahmi dan buka puasa bersama di Pulomas, Sabtu (08/04), dihadiri Wakil Ketua 1 PP Muslimat NU Sri Mulyati yang mengisi mauidhoh hasanah dan juga Sekjen PP Muslimat Ulfa Mashfufah, serta Wakil Ketua PW Muslimat NU DKI Ita Rahmawati, demikian keterangan yang diterima di Jakarta, Ahad
Kepala Kantor BPJAMSOSTEK Jakarta Salemba Didin Haryono, melalui keterangan di Jakarta, Minggu, mengatakan kolaborasi dengan Gus Syaifuddin dilakukan untuk sosialisasi dan edukasi manfaat program jamsostek kepada Muslimat NU DKI Jakarta.
“Kemarin (Jumat, 07/04), kita melakukan kegiatan bersama PERGUNU (Persatuan Guru NU), Alhamdulillah, respon ibu-ibu Muslimat NU luar biasa dan sangat berharap dapat perlindungan jamsostek,” ujar Didin.
Kolaborasi itu mengajak guru ngaji, marbot masjid dan pengurus lembaga di bawah PCNU Jakarta Pusat menjadi peserta BPJAMSOSTEK.
Didin mengatakan program non formal atau peserta Bukan Penerima Upah (BPU) tersebut ditujukan kepada pekerja informal dan mandiri seperti guru ngaji, marbot masjid, pekerja bangunan, sopir angkot, buruh angkut pasar, tukang ojek, tukang becak, pedagang sayur, penjual gerobak, dan lain sebagainya.
Para peserta program BPU dapat menjadi peserta Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM), serta Jaminan Hari Tua (JHT).
“Ketika dijelaskan, mereka baru tahu ternyata ada program pemerintah, namanya jamsostek. Kami hadir memberikan perlindungan sesuai amanat undang-undang,” ujar Didin.
Banyak manfaat menjadi peserta BPJAMSOSTEK, antara lain perawatan tanpa batas biaya hingga sembuh. Selain santunan meninggal dunia karena kecelakaan kerja sebesar 48 kali upah yang dilaporkan atau sebesar Rp42 juta untuk meninggal dunia biasa, peserta juga berhak mendapatkan manfaat beasiswa bagi 2 anak, mulai pendidikan dasar hingga perguruan tinggi maksimal sebesar Rp174 juta.
Gus Syaifuddin merasa terpanggil karena mereka juga berhak atas jaminan sosial, di samping memiliki risiko kerja tinggi.
“Kami akan membantu kurang lebih 1.000 pekerja rentan di kalangan nahdiyyin dan masyarakat rentan sebagai stimulan awal dan selanjutnya kami upayakan mencari solusi agar iuran tetap berlanjut,” ungkap Syaifuddin.
Sementara Ulfah Mashfufah menilai kehadiran BPJAMSOSTEK berdampak positif bagi Muslimat NU, para ustadzah terlindungi dari risiko selama beraktivitas.
“Jadi program jamsostek harus menjadi prioritas agar di saat mengalami kecelakaan dan bencana lainnya tidak menjadi kerugian di masa depan,” kata Ulfah.
Sumber: Antara.