Humaniora: GMIT: Paskah dimaknai untuk bisa jadi berkat bagi sesama

Lely

Humaniora: GMIT: Paskah dimaknai untuk bisa jadi berkat bagi sesama

Jangan takut pada segala bentuk kesulitan hidup, jangan juga takut pada segala bentuk stigma dan diskriminasi

Kupang (PRESSRELEASE.CO.ID) – Ketua Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Pendeta Merry Kolimon menilai Paskah 2023 dimaknai untuk bisa menjadi berkat bagi sesama dalam setiap aktivitas di lingkungan sekitar.

‘Di samping itu juga Paskah dimaknai sebagai momentum untuk bahu membahu saling menopang untuk mengatasi berbagai badai kehidupan,” katanya kepada PRESSRELEASE.CO.ID di Kupang, Minggu.

Hal ini disampaikannya ketika ditanyai seputar makna dari perayaan Paskah yang dikenal juga sebagai hari Kebangkitan Yesus Kristus setelah wafat di kayu Salib.

Merry juga menilai bahwa dalam ancaman krisis global Paskah memberikan semangat untuk terus bergiat untuk bertahan dan bertumbuh.

Berita Terkait :  Humaniora: Banjarbaru salah satu kota terbaik meraih "I-SIM for Cities"

Dia menambahkan bahwa dalam pesan Paskah tahun 2023 ini GMIT mengambil tema “Jangan Takut” Karena lanjut dia Yesus Kristus yang bangkit menyapa para murid perempuan untuk tidak takut.

Kematian Yesus di salib yang mengerikan dan pertanyaan mengenai nasib mereka sebagai murid-murid-Nya dapat menimbulkan ketakutan.

Baca juga: Uskup Agung Kupang ajak umat Katolik doakan kerukunan umat beragama RI

“Jadilah berani dan pergilah memberitakan kabar kebangkitan Kristus” (Matius 18:7).

“Pesan ini sangat relevan dengan keadaan kita semua sekarang,” ujar dia.

Sebab ancaman krisis global dan bencana seperti dampak pertumbuhan bibit siklon sebagaimana pemberitaan BMKG) dapat membuat manusia kecut dan gentar,” ujar dia.

Berita Terkait :  Humaniora: Pendaftaran ujian masuk PTKIN mulai dibuka hari ini hingga16 Mei 2023

Pesan Paskah tambah dia memberikan kekuatan. Dia juga menambahkan bahwa Tuhan Allah terus bertindak dalam sejarah dunia untuk mendatangkan kebaikan bagi semua ciptaan-Nya.

“Paskah memberi kita kekuatan untuk tidak menyerah terhadap tantangan hidup. Kristus yang bangkit menyapa kita untuk terus optimis menata hidup. Jangan takut pada segala bentuk kesulitan hidup, jangan juga takut pada segala bentuk stigma dan diskriminasi,” tambah dia.

Umat Kristen diajak untuk menjadilah berani untuk terus beriman dan berbuat baik, seperti berjumpa dengan orang-orang yang ketakutan, diskriminasi, stigma, dan kekerasan.

 

Sumber: Antara.

Bagikan:

Tags