“Setelah masa tanggap darurat bencana selesai, sekarang masuk pascabencana di mana langkah yang pertama dilakukan melakukan asesmen atau perhitungan kerugian dampak longsor oleh Tim Jitupasna,” kata Hasbi di Tanjungpinang, Kamis.
Hasbi menyebut Tim Jitupasna sudah dilatih Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) terkait bagaimana cara menghitung kerugian dampak bencana longsor. Misalnya, ada bangunan rumah warga tertimbun longsor dan tak bisa digali lagi, tentu nilai kerugiannya akan berbeda dengan rumah warga yang hanya sebagian bangunannya terkena longsor.
Ia berharap Tim Jitupasna yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepri itu bisa segera menyelesaikan pendataan dalam sepekan ke depan, karena hasil pendataan tersebut akan menjadi dasar pemulihan pasca bencana longsor di Pulau Serasan.
Baca juga: Mensos Risma akui keterlambatan penyaluran bantuan longsor ke Natuna
“Kita kumpulkan data kerugiannya, lalu untuk pemulihannya akan diusulkan ke pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Contohnya, pembangunan rumah terdampak longsor dilakukan Kementerian PUPR,” ungkap Hasbi.
Lebih lanjut Hasbi menyampaikan dari hasil rapat dengan Kementerian ESDM bahwa berdasarkan survei geologi di Pulau Serasan masih banyak titik rawan potensi longsor yang harus diantisipasi bersama, terutama warga setempat.
“Makanya perlu didata ulang lagi terhadap potensi rawan longsor di Pulau Serasan,” ucapnya.
Sementara itu, Zulheppy Koordinator Logistik Bencana Longsor di Pulau Serasan menyampaikan kondisi di lokasi bencana saat ini sudah mulai kondusif. Sejumlah petugas BPBD Natuna yang sejak awal kejadian siaga di sana, juga sudah mulai berangsur pulang ke ibu kota, Ranai.
Ia menyebut sebagian besar pengungsi sudah mulai kembali ke rumah masing-masing, namun masih ada keluarga yang mengungsi karena rumahnya habis tertimbun longsor, dan sambil menunggu pembangunan rumah baru oleh pemerintah pusat.
“Ada puluhan keluarga yang masih mengungsi, tersebar di TK sebanyak dua keluarga, di PAUD empat keluarga, di SMA/perumahan guru satu keluarga. Kemudian di Desa Hilir satu keluarga dan di kelurahan 20 keluarga, mereka mengontrak rumah warga dan tempat keluarga,” ujar Zulheppy.
Bencana longsor melanda Pulau Serasan, Natuna, tanggal 6 Maret 2023. Akibatnya 50 orang ditemukan meninggal, ribuan warga mengungsi, dan puluhan rumah rusak tertimbun tanah.*
Baca juga: 13 hari pencarian, Tim SAR setop operasi korban longsor Serasan Natuna
Sumber: Antara.