Humaniora: Indonesia usulkan pemantauan suhu muka laut pada forum IOC-Westpac

Lely

Humaniora: Indonesia usulkan pemantauan suhu muka laut pada forum IOC-Westpac

Jakarta (PRESSRELEASE.CO.ID) – Pemerintah Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengusulkan pemantauan suhu permukaan laut melalui forum Komisi Oseanografi Antarpemerintah untuk Pasifik Barat (IOC-Westpac) yang berlangsung di Jakarta, pada 4-7 April 2023.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Oseanografi (BRIN), Augy Syahailatua, mengatakan usulan riset itu terkait pemantauan temperatur permukaan laut di perairan Kalimantan Utara dan garis pantai pulau-pulau kecil, serta peranan dinamika laut dalam proses penangkapan ikan di kawasan perairan Segitiga Terumbu Karang atau The Coral Triangle.

“Tujuan utama dari usulan kegiatan ini ialah untuk prakiraan cuaca dan prediksi iklim regional yang lebih baik,” ujarnya dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.

Selain itu, riset suhu permukaan laut juga untuk manajemen data perikanan dan akuakultur yang diinformasikan secara ilmiah di sepanjang arus Kuroshio dan sekitarnya.

Indonesia turut berpartisipasi dalam program Cooperative Study of Kuroshio (CSK)-2. Program itu menjadi salah satu pembahasan dalam pertemuan IOC-Westpac di Jakarta.

Berita Terkait :  Humaniora: Foto pilihan pekan keempat Maret 2023

Baca juga: Suhu muka laut pasifik ekuator makin mendingin indikasi La Nina sedang

Augy menuturkan pihaknya tidak hanya melihat Indonesia, tetapi bagaimana Indonesia di kawasan perairan, sehingga kondisi itu membutuhkan peneliti untuk berkontribusi dalam pemantauan suhu permukaan laut.

“Indonesia bisa saja membuat program sendiri, tapi juga bisa mengikuti program yang sudah ada,” ucapnya.

BRIN memandang bahwa program CSK juga bermanfaat bagi Indonesia, sehingga BRIN tertarik untuk tetap mendukung program tersebut, tidak hanya untuk memperkuat kerja sama penelitian secara regional dan global melainkan juga bermanfaat bagi Indonesia untuk meningkatkan pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai sumber daya kelautan dan lingkungan di Indonesia.

Augy mengatakan pihaknya ingin ingin menggunakan program itu untuk mengeksplorasi sumber daya kelautan dan keanekaragaman hayati laut dalam dan tidak hanya itu juga dapat menjadi kajian kami dalam memetakan potensi gempa dan tsunami dari laut dalam.

Berita Terkait :  Humaniora: Ramadhan dulu dan kini - ANTARA News

Ia menyatakan rasa optimistisnya Indonesia dapat memimpin penelitian tidak hanya di Samudera Pasifik, tapi juga Samudera Hindia. Apalagi jika membahas mengenai samudera, maka di dalamnya terdapat laut dalam dimana sebagai besarnya berada di Indonesia.

“Indonesia punya dua pertiga laut dalam, sehingga Indonesia menjadi laboratorium untuk dunia dan menjadi modal kita untuk memimpin riset di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik,” kata Augy.

“Jadi kita punya potensi luar biasa. Belum lagi potensi sumber daya laut dalam. Kalau kita bicara laut dalam di bawah 200 meter bahkan 1.000 meter dimana penetrasi matahari sudah tidak ada, sehingga gelap gulita,” imbuhnya.

Dalam pertemuan IOC-Westpac di Jakarta, beberapa negara juga ikut menyampaikan usulan kegiatan, seperti Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, China, dan Filipina.

Baca juga: Terjadi pemutihan massal terumbu karang di Perairan Bulukumba

 

Sumber: Antara.

Bagikan:

Tags