Humaniora: Ratusan warga ziarah ke makam Gus Dur saat Ramadhan

Lely

Humaniora: Ratusan warga ziarah ke makam Gus Dur saat Ramadhan

Jombang (PRESSRELEASE.CO.ID) – Ratusan warga berziarah ke makam Presiden ke empat RI yakni K.H. Abdurrahman Wahid di area makam Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, saat Ramadhan dengan harapan mencari berkah d bulan suci ini.

Prima (58), salah seorang peziarah asal Sumpil, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, mengaku dirinya sudah lama ingin berziarah ke makam Gus Dur. Kendati dirinya mengalami keterbatasan penglihatan, tidak menyurutkan semangatnya untuk berziarah.

“Sosok Gus Dur, beliau adalah seorang wali luar biasa. Saya dengan teman-teman sengaja berziarah, ingin berdoa di samping makam beliau,” katanya di Jombang, Rabu.

Ia senang bisa mendapatkan kesempatan berziarah ke makam Gus Dur. Ia datang bersama dengan rekan-rekannya dari Malang dengan mengendarai mobil.

Selain kagum dengan sosok Gus Dur, dirinya juga ingin meniru kepribadian Gus Dur yang selalu sabar dalam menghadapi segala sesuatu.

Una, peziarah lainnya mengaku berziarah saat Ramadhan terasa berbeda, lebih tenang dan bisa lebih khusuk saat berdoa.

Berita Terkait :  Humaniora: Menko: Masyarakat perlu antisipasi penularan COVID-19 jelang mudik

“Kalau saat Ramadhan berziarah ke makam wali, para kiai, rasanya itu berbeda. Di hati lebih tenang begitu. Jadi, saya suka,” katanya.

Di makam itu, selain ada makam Gus Dur (K.H. Abdurrahman Wahid), juga ada makam pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama sekaligus pengasuh PP Tebuireng Jombang, yakni K.H. Hasyim Asy’ari yang juga kakek Gus Dur, kemudian makam ayah Gus Dur yakni K.H. Wahid Hasyim, lalu makam K.H. Sholahudin Wahid, adik Gus Dur dan sejumlah makam anggota keluarga lainnya.

Pengurus Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Teuku Azwani mengatakan selama bulan Ramadhan, lokasi makam memang tetap dibuka untuk peziarah. Namun, lokasi makam diterapkan jam-jam khusus, misalnya untuk malam hari dibuka setelah shalat tarawih, sedangkan untuk siang hingga pukul 14.00 WIB.

“Kalau Ramadhan memang ditutupnya lebih awal untuk yang siang hari hingga jam 14.00 WIB, itu karena untuk persiapan buka para santri,” kata dia.

Berita Terkait :  Humaniora: BPBD Lombok Tengah salurkan bantuan kepada korban angin puting beliung

Ia menambahkan, jumlah kunjungan peziarah di awal Ramadhan ini memang relatif lebih sedikit ketimbang hari biasanya. Dalam sehari, hanya ada ratusan peziarah datang, padahal di bulan biasanya bisa puluhan ribu orang sehari.

“Namun, nanti di akhir-akhir Ramadhan pasti ramai lagi. Kalau di awal Ramadhan biasanya relatif lebih sepi,” kata dia.

Selama Ramadhan, Azwani juga menyebutkan aktivitas santri berjalan seperti biasanya dengan jadwal lebih banyak mengaji. Mereka saat ini masih di pondok pesantren, dan baru libur mendekati Ramadhan 2023 tepatnya H-10 Idul Fitri 2023.

“Kalau di Pesantren Tebuireng sudah turun temurun tidak ada libur pas Ramadhan, karena setiap Ramadhan aktivitas santri mengaji kitab kuning ditingkatkan. Ini sudah mulai zaman Kiai Hasyim (K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Pesantren Tebuireng, Jombang).” kata Azwani.

 

Sumber: Antara.

Bagikan:

Tags