Kepala Seksi Operasi, Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Manado, Jandri Paendong di Manado, Senin, mengatakan pada Ahad (26/3), pihaknya menerima informasi bahwa telah terjadi peristiwa membahayakan jiwa manusia di perairan laut Tanawangko, Minahasa,.
Dimana ada enam nelayan ingin memancing cumi-cumi akan tetapi belum sempat sampai di tujuan perahu mengalami mati mesin.
Keenam nelayan itu masing-masing Steven Semen, Berti Makagansa, Mario Rengkung, Ronal Sadanto, Edward, Kres Semen, semua beralamat di Tanawangko.
Baca juga: Basarnas Padang selamatkan tiga nelayan yang terapung di laut
Korban sempat cemas dan kebingungan dikarenakan sudah enam jam terombang ambing, sempat diperbaiki akan tetapi mesin tidak bisa hidup.
Pada Senin, (27/3) sekitar jam 00.30 Basarnas Manado langsung bergerak ke lokasi titik yang sudah diberikan dari korban.
Tetapi saat sampai di lokasi, korban tidak berada di tempat dan tim langsung melaksanakan pencarian dengan menggunakan metode lampu senter.
Korban akhirnya ditemukan 2 mil ke arah Utara dalam keadaan selamat, selanjutnya perahu korban langsung ditarik ke Tanawangko.
Jandri Paendong mengatakan proses pencarian seperti ini memang sangat sulit dikarenakan terkendala dengan pencahayaan yang minim dan penerangan sekitar lokasi kejadian sangat gelap.
Kami turunkan tim dengan penerangan seadanya agar korban cepat ditemukan.
“Kalau kami lama penanganan pasti keenam korban sudah sangat jauh,” katanya.
Dia menambahkan pihaknya siap setiap laporan apapun yang membahayakan jiwa manusia, kami akan turunkan personel untuk melaksanakan bantuan pencarian dan pertolongan walaupun jam 24.00 WITA.*
Baca juga: Basarnas cari 7 nelayan alami mati mesin kapal di Tanjung Toronipa
Sumber: Antara.