Pebulutangkis ganda campuran China, Huang Dongping, mengalami kejadian tak terduga di final Piala Sudirman 2025. Ia dikartu merah oleh wasit karena dianggap terlalu lama berada di toilet saat jeda pertandingan. Kejadian ini memicu kontroversi dan sorotan tajam terhadap peraturan yang diterapkan.
Insiden ini terjadi di tengah pertandingan final melawan pasangan Korea Selatan, Seo Seung-jae dan Chae Yu-jung. Pertandingan berlangsung sengit dan penuh tekanan bagi kedua tim.
Kartu Merah di Tengah Pertandingan Sengit
Daftar Isi
Huang Dongping berpasangan dengan Feng Yanzhe. Mereka turun pertama dalam laga final yang digelar di Court 1 Xiamen Fenghuang Gymnasium pada Minggu, 4 Mei 2025.
China sempat unggul di gim pertama dengan skor 21-16. Namun, Korea Selatan berhasil menyamakan kedudukan dengan kemenangan di gim kedua, 21-17.
Pada gim penentuan, saat skor sedang imbang, Dongping meminta izin untuk ke toilet saat jeda antar gim. Namun, waktu yang ia habiskan di toilet dianggap terlalu lama oleh wasit.
Setelah kembali ke lapangan, Dongping langsung menerima kartu merah dari wasit. Reaksi Dongping pun tak terbendung, ia terlihat kesal dan marah atas keputusan tersebut.
Penjelasan Huang Dongping Mengenai Insiden Tersebut
Usai pertandingan, Dongping menjelaskan situasi yang sebenarnya. Ia mengaku sedang mengalami menstruasi.
Meskipun sempat diizinkan untuk ke toilet, waktu yang dibutuhkannya lebih lama dari biasanya. Hal ini yang kemudian dianggap sebagai pelanggaran peraturan dan berujung pada kartu merah.
Kartu merah yang diterima Dongping merupakan peringatan kedua bagi tim China dalam pertandingan tersebut. Ini menjadi faktor penentu keputusan wasit yang cukup kontroversial.
China Tetap Raih Kemenangan dan Gelar Piala Sudirman
Terlepas dari insiden kartu merah, Dongping dan Feng Yanzhe berhasil memenangkan gim ketiga dengan skor 21-15.
Kemenangan ini memastikan China unggul 3-1 atas Korea Selatan dan mengamankan gelar juara Piala Sudirman 2025.
Satu-satunya kekalahan China didapat dari sektor tunggal putri, di mana Wang Zhi Yi kalah dari An Se Young dengan skor 17-21, 16-21.
Kemenangan China di Piala Sudirman 2025 menjadi bukti kekuatan tim bulu tangkis mereka di kancah internasional. Namun, insiden yang dialami Huang Dongping juga menyoroti perlunya peninjauan kembali peraturan terkait waktu jeda dan situasi khusus yang mungkin dialami atlet.
Peristiwa ini menimbulkan perdebatan mengenai kepatutan penerapan aturan yang terkesan kaku dan kurang mempertimbangkan kondisi atlet. Semoga ke depannya, ada solusi lebih bijak dalam menangani situasi serupa.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, baik atlet, ofisial, maupun penyelenggara turnamen. Pentingnya memahami konteks dan fleksibilitas aturan dalam olahraga profesional perlu dipertimbangkan.
Meskipun kontroversial, kemenangan China di Piala Sudirman 2025 tetap menjadi catatan sejarah yang gemilang. Semoga kejadian ini dapat menjadi momentum untuk perbaikan regulasi di masa mendatang.