Petenis Inggris Harriet Dart terlibat kontroversi di Rouen Open 2025. Selama pertandingan melawan Lois Boisson, ia mengeluhkan bau badan lawannya kepada wasit. Pernyataan Dart ini kemudian viral di media sosial.
Insiden tersebut terjadi di babak 32 besar turnamen yang berlangsung di Kindarena Sports Complex, Rouen, Selasa (15/4). Dart mengalami kekalahan dengan skor 0-6, 3-6.
Komentar Dart dan Reaksi Wasit
Daftar Isi
Mikrofon di pinggir lapangan merekam Dart yang mengatakan kepada wasit, “Bisakah Anda menyuruhnya memakai deodoran? Karena baunya. Bau badannya sangat tidak sedap.”
Laporan menyebutkan wasit tidak memberikan respons yang jelas terhadap keluhan Dart. Boisson sendiri tampaknya tidak mendengar komentar tersebut.
Permintaan Maaf Dart dan Tanggapan Boisson
Setelah ucapannya tersebar luas, Dart menyampaikan permintaan maaf melalui media sosial. Ia mengakui pernyataannya merupakan komentar emosional yang disesalinya.
Dart menyatakan, “Itu bukan cara saya bersikap, dan saya bertanggung jawab penuh. Saya sangat menghormati Lois dan cara dia bertanding hari ini. Saya akan belajar dari ini dan terus maju.”
Berbeda dengan Dart, Boisson menanggapi insiden ini dengan santai. Ia mengunggah foto dirinya yang telah diedit memegang deodoran, sambil menandai merek kosmetik Dove.
Unggahan Boisson tersebut disertai keterangan yang bernada bercanda, mengindikasikan kemungkinan kolaborasi antara dirinya dan merek tersebut.
Analisis dan Dampak Insiden
Insiden ini menyoroti tekanan tinggi yang dialami atlet dalam kompetisi. Komentar Dart, meskipun tidak pantas, mencerminkan emosi yang meluap saat pertandingan.
Tanggapan santai Boisson menunjukkan sikap profesionalisme yang berbeda dan bijak dalam menghadapi situasi yang kurang menyenangkan. Sikap ini menuai pujian dari banyak pihak.
Insiden ini juga menjadi perbincangan di media sosial, menunjukkan betapa mudahnya sebuah komentar yang spontan dapat tersebar luas dan berdampak signifikan.
Kejadian ini mengingatkan pentingnya menjaga sportivitas dan etika dalam dunia olahraga profesional. Meskipun kompetisi berlangsung ketat, atlet diharapkan dapat tetap menjaga sikap yang terhormat.
Ke depannya, insiden ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi atlet lain untuk lebih mengendalikan emosi dan menjaga perilaku yang sportif selama pertandingan. Reaksi Boisson menunjukkan contoh yang baik dalam menghadapi situasi sulit dengan tenang dan profesional.
Baik Dart maupun Boisson telah memberikan contoh bagaimana seorang atlet dapat menghadapi konsekuensi dari tindakannya. Permintaan maaf Dart menunjukkan tanggung jawab, sementara respons Boisson menunjukkan kemampuan untuk menanggapi kritik dengan cara yang bijaksana dan berkelas.
Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga etika dan sportivitas di dunia olahraga, bahkan di tengah tekanan tinggi sebuah pertandingan. Semoga peristiwa ini menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat.