Platform media sosial X (sebelumnya Twitter) dilaporkan akan mulai menjual akun-akun yang tidak aktif. Langkah ini diduga untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, meskipun belum ada pengumuman resmi dari pihak X.
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa X tengah mempersiapkan penawaran kepada organisasi terverifikasi (verified organizations). Akun-akun organisasi ini berbeda dengan langganan X Premium; mereka membayar biaya berlangganan yang jauh lebih tinggi, yakni US$ 1.000 (sekitar Rp 16,7 juta) per bulan.
Penjualan akun tidak aktif ini akan dilakukan melalui sistem lelang. Harga mulai dari US$ 10.000 (sekitar Rp 167 juta) hingga lebih dari US$ 500.000 (sekitar Rp 8,3 miliar), sesuai laporan dari Tech Crunch.
Programmer Nima Owji menemukan perubahan pada tampilan situs web X, yang menampilkan informasi tentang pembelian handle (username) akun tidak aktif oleh organisasi terverifikasi. X menyediakan fitur “Get Started” yang akan mengarahkan pengguna ke chatbot untuk verifikasi dan proses selanjutnya.
X menampilkan Frequently Asked Questions (FAQ) yang mencakup pertanyaan umum mengenai proses pembelian, metode pembayaran, dan hal-hal terkait lainnya. Bot X akan merespon dan mengecek ketersediaan handle dalam waktu tiga hari kerja.
Setelah pembelian berhasil, handle akan ditransfer ke pemilik baru dalam waktu satu hingga dua hari kerja. Pemindahan ke akun bisnis lain juga dimungkinkan. Potongan harga diberikan untuk pembelian beberapa handle sekaligus, namun besaran diskonnya tergantung pada jumlah dan penawaran yang diajukan.
Meskipun informasi ini telah beredar di kalangan organisasi terverifikasi, X menolak memberikan komentar resmi. Gagasan penjualan akun tidak aktif sebenarnya telah muncul sejak akhir 2022 dan awal 2023, seiring dengan akuisisi X oleh Elon Musk.
Sejarah Gagasan Penjualan Akun Tidak Aktif
Daftar Isi
The New York Times melaporkan bahwa Twitter (sebelum berganti nama menjadi X) mempertimbangkan pelelangan akun-akun tidak aktif pada saat itu. Elon Musk juga pernah menyatakan keinginannya untuk memberikan kebebasan kepada pengguna aktif yang menginginkan handle tertentu.
Laporan Forbes pada November 2023 menyebutkan bahwa X secara aktif mendorong akun untuk mengadopsi handle tidak aktif, meskipun tanpa pengumuman resmi. Hal ini kontras dengan kebijakan X Help Center yang menyatakan ketidakmampuan mereka untuk memberikan daftar akun tidak aktif. Namun, transaksi jual beli username telah terjadi di luar proses resmi perusahaan.
Dampak Kebijakan Baru X
Dengan kebijakan baru ini, X dapat memperoleh pendapatan tambahan selain dari langganan, iklan, dan akses pengembang. Kebijakan ini juga memberikan insentif bagi pengguna untuk tetap aktif di platform agar akun mereka tidak dijual.
Secara keseluruhan, kebijakan penjualan akun tidak aktif ini merupakan strategi monetisasi baru yang kontroversial. Meskipun berpotensi meningkatkan pendapatan X, kebijakan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang privasi pengguna dan transparansi proses penjualan.
Ke depannya, akan menarik untuk melihat bagaimana kebijakan ini akan diterima oleh pengguna dan apakah akan ada perubahan atau penyesuaian berdasarkan tanggapan dan feedback yang diterima oleh X.
Terdapat potensi konflik kepentingan yang perlu dipertimbangkan. Apakah proses lelang transparan dan adil? Bagaimana X memastikan bahwa harga penawaran mencerminkan nilai sebenarnya dari handle tersebut? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab untuk memastikan keberlanjutan dan penerimaan kebijakan ini di masa mendatang.
Selain itu, perlu dipertimbangkan bagaimana kebijakan ini berdampak pada brand dan reputasi X. Apakah kebijakan ini sesuai dengan nilai-nilai perusahaan dan persepsi publik terhadap platform tersebut? Analisis yang lebih mendalam terhadap aspek-aspek ini sangat penting untuk menilai keberhasilan jangka panjang dari inisiatif ini.