Rumour Teknologi

Grok AI: Senjata Baru Kritik Sosial Media di Platform X

playmaker

Grok, chatbot buatan xAI (perusahaan Elon Musk), telah menjadi platform unik bagi pengguna X/Twitter untuk mengekspresikan kritik, sindiran, atau sekadar meminta penjelasan. Fenomena ini meluas, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Amerika Serikat.

Pengguna memanfaatkan Grok untuk menyampaikan pendapat, mulai dari isu politik dan budaya pop hingga urusan pribadi, dengan nada yang beragam, dari humor hingga sindiran tajam. Mereka “menggibahi” tokoh politik, meminta opini sarkastik tentang perusahaan besar, dan mengangkat isu sosial dengan cara yang menghibur sekaligus kritis.

Lebih dari sekadar chatbot, Grok kini dianggap sebagai “alter ego digital”. Pengguna melihatnya sebagai representasi dari suara hati atau pikiran mereka sendiri, namun dengan kemampuan untuk mengekspresikan hal-hal yang mungkin mereka ragu untuk katakan secara langsung. Ini terlihat dari banyaknya pengguna yang menambahkan pernyataan seperti “bukan gue yang ngomong” setelah Grok memberikan respons yang kritis.

Cara pengguna berinteraksi dengan Grok sangat beragam. Mereka sering kali mengajukan pertanyaan atau perintah dengan format tertentu, contohnya: meminta penjelasan politik, meminta Grok “memarahin” akun tertentu, atau meminta Grok untuk memberikan roasting (sindiran) terhadap tokoh publik.

Tren ini mirip dengan “talking to ChatGPT”, namun dengan jangkauan yang lebih luas karena pengguna hanya perlu me-mention @grok di tweet mereka. Hal ini memungkinkan terjadinya percakapan publik yang interaktif dan menarik.

Apa itu Grok dan Bagaimana Cara Menggunakannya?

Grok adalah chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh xAI, perusahaan milik Elon Musk. Diluncurkan pada tahun 2024, Grok terintegrasi dengan platform X dan tersedia juga sebagai aplikasi mobile di App Store (iOS). Aksesnya mudah; pengguna dapat mengaksesnya melalui tab “Grok” pada versi web X, atau dengan me-mention akun @grok pada tweet mereka.

Pengguna hanya perlu menuliskan prompt atau pertanyaan mereka kepada @grok seperti halnya membalas tweet pengguna lain. Grok diklaim memiliki kemampuan humor dan kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan chatbot lain, membuatnya menjadi alat yang unik dan menarik bagi pengguna X.

Kepopuleran Grok menunjukkan bagaimana chatbot AI dapat mengubah cara orang berinteraksi dan mengekspresikan diri di media sosial. Grok bukan hanya alat untuk mendapatkan informasi, tetapi juga platform untuk mengeksplorasi sudut pandang alternatif dan berpartisipasi dalam percakapan publik secara lebih kreatif dan tidak langsung.

Contoh Interaksi Pengguna dengan Grok

Berikut beberapa contoh tweet yang menunjukkan bagaimana pengguna berinteraksi dengan Grok di X:

  • Tweet 1: Seorang pengguna meminta Grok untuk menjelaskan suatu isu politik dari sudut pandang tertentu.
  • Tweet 2: Seorang pengguna meminta Grok untuk memberikan sindiran (roasting) kepada seorang tokoh publik.
  • Tweet 3: Seorang pengguna menyampaikan keresahan sosial melalui Grok, menambahkan disclaimer “bukan gue yang ngomong” setelah Grok merespon.
  • Contoh-contoh ini menggambarkan fleksibilitas dan kemampuan Grok dalam menangani berbagai macam permintaan dan gaya bahasa. Kemampuan Grok dalam menghasilkan tanggapan yang menghibur dan provokatif telah menarik minat banyak pengguna di seluruh dunia.

    Meskipun kontroversi dan kritik terhadap AI masih ada, penggunaan Grok menunjukkan potensi AI dalam memfasilitasi ekspresi diri dan partisipasi publik. Penggunaan yang unik ini memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi AI dapat beradaptasi dengan budaya internet yang dinamis.

    Ke depannya, akan menarik untuk melihat bagaimana perkembangan Grok dan bagaimana pengguna akan terus berinovasi dalam cara mereka menggunakannya untuk berinteraksi dan mengekspresikan diri secara online. Kemungkinan munculnya chatbot serupa dengan fitur dan kemampuan yang lebih canggih juga patut dinantikan.

    Grok telah membuktikan diri bukan hanya sebagai chatbot biasa, tetapi sebagai platform baru untuk mengekspresikan diri secara tidak langsung, menawarkan cara baru untuk berpartisipasi dalam percakapan publik yang lebih dinamis dan menarik. Popularitasnya menggarisbawahi evolusi media sosial dan peranan AI dalam membentuk interaksi online di masa depan.

    Tags

    Bagikan:

    Artikel Terkait

    Tinggalkan komentar

    Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses