Humaniora: Petugas perketat dek luar kapal antisipasi penumpang lompat ke laut

Lely

Humaniora: Petugas perketat dek luar kapal antisipasi penumpang lompat ke laut

Petugas sekuriti akan berpatroli ke dek-dek luar, menyapa dan berkomunikasi bila ada penumpang pada waktu itu berada di dek.

Balikpapan (PRESSRELEASE.CO.ID) – Untuk mencegah kejadian orang atau penumpang melompat ke laut kembali terjadi, PT Pelni kini meningkatkan patroli petugas keamanan pada waktu-waktu yang rawan di kapal-kapal penumpang yang dioperasikan.

“Patroli di waktu hampir semua orang istirahat antara pukul 23.00 atau tengah malam hingga dinihari,” kata Kepala Cabang PT Pelni Balikpapan Amin Amrulloh, Minggu.

Petugas sekuriti akan berpatroli ke dek-dek luar, menyapa dan berkomunikasi bila ada penumpang pada waktu itu berada di dek.

“Kami juga mengimbau kepada penumpang melalui pengumuman di atas kapal agar tidak berada di dek luar pada saat jam istirahat,” kata Amin.

Sebelumnya pada Rabu (22/3) satu penumpang KM Tidar tujuan Balikpapan-Parepare diketahui melompat dari kapal ke laut pada pukul 00.38 Waktu Indonesia Tengah (WITA).

Penumpang tersebut diketahui kemudian seorang perempuan bernama Anugrah, dan naik ke KM Tidar dari Pelabuhan Tunon Taka, Tarakan dengan tujuan akhir Parepare. KM Tidar singgah di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Selasa (21/3) untuk menjemput penumpang tujuan Parepare.

Berita Terkait :  Humaniora: Kemarin, pemudik bakal capai 123 juta hingga status pandemi berlanjut

Kapal bertolak dari Pelabuhan Semayang pukul 22.00 dengan lancar dan keluar dari Teluk Balikpapan segera mengarah ke barat daya.

Namun saat sudah berada sekira 40 mil dari Balikpapan, pada koordinat 1 derajat 39 menit lintang selatan dan 117 derajat 18 menit bujur timur, terjadilah Man Over Board (MOB) atau orang jatuh ke laut.

Segera setelah mengetahui hal tersebut, mualim memerintahkan mengurangi kecepatan dan minta juru mudi melakukan manuver Williamson Turn untuk mencari dan menyelamatkan korban. Di lambung kiri dan kanan kapal juga bersiap tim penolong untuk turun ke laut dan menjemput korban.

Ada pun Williamson Turn adalah gerakan kapal di mana, karena hakikatnya kapal yang sedang dalam kecepatan penuh di laut lepas tidak bisa berhenti begitu saja untuk menjemput orang yang terjatuh.

Kapal terus maju sambil sambil terus mengurangi kecepatan, dan kemudian jurumudi memutar haluan hingga 360 derajat dan kembali ke titik awal disadari penumpang tersebut jatuh ke laut, terutama bila orang yang terjatuh bisa terus kelihatan.

Manuver ini juga untuk menghindari orang yang jatuh tersebut terkena baling-baling kapal.

Berita Terkait :  Humaniora: Mualaf di Masjid Lautze diajarkan metode satu jam membaca Al Quran

Pada kejadian di KM Tidar, karena kejadian malam hari, maka para saksi kehilangan pandangan mata pada korban meskipun sudah dibantu menyapu laut dengan lampu sorot kapal.

Kapal melakukan Williamson Turn hingga 4 kali di sekitar koordinat tempat kejadian, namun tak juga berhasil mendeteksi di mana korban agar bisa ditolong kembali ke kapal.

Akhirnya setelah mencari hampir 2 jam dan tidak menemukan korban, KM Tidar meneruskan perjalanan pada pukul 01.50 Wita.

Nakhoda langsung melaporkan kejadian orang terjatuh ke laut (MOB) tersebut ke Stasiun Radio Pantai Balikpapan dan menyebarkan informasi ke kapal-kapal lain di jalur itu melalui radio kapal tentang adanya orang jatuh ke laut.

Amin juga menegaskan bahwa KM Tidar sejak awal sudah ada pagar pengaman agar penumpang tidak mendekati bagian tepi kapal baik di dek, di haluan, maupun di buritan. Ini untuk mencegah kejadian penumpang meloncat ataupun terjauh ke laut.

Tim SAR dari Balipapan kemudian meneruskan pencarian, namun hingga (Sabtu 25/3) korban Anugrah belum juga berhasil ditemukan.

 

Sumber: Antara.

Bagikan:

Tags